BlogEducationPerencanaan Jalur Terbang Foto Udara

Perencanaan Jalur Terbang Foto Udara

Dalam perencanaan jalur terbang sangat penting karena sangat berpengaruh pada hasil output dari foto udara. Pekerjaan foto udara memerlukan suatu rencana jalur terbang agar foto yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. 

Dalam mendesain jalur terbang di buat sepanjang garis yang sejajar untuk membuat foto bertampalan. Area yang bertampalan merupakan daerah yang bertampalan antara foto satu dengan foto yang lainnya. Area bertampalan dalam perencanaan jalur terbang dibagi menjadi dua, yaitu overlap dan sidelap. Overlap/ Endlap/ Forward Overlap adalah pertampalan foto-foto yang diambil searah dengan jalur terbang yang biasanya sebesar 60%. Sidelap/ Side Overlap adalah pertampalan foto-foto yang diambil dari suatu jalur terbang terhadap jalur terbang yang lain sebesar 20%. 

Jalur foto udara

Baca Juga

https://geosurveypersada.com/2022/10/13/izin-terbang-drone/

perihal sistem perizinan terbang.

https://geosurveypersada.com/2022/09/30/regulasi-drone-di-indonesia/

perihal tentang regulasi drone di indonesia

Mengapa Perlu Rencana Terbang?

  1. Memastikan semua area proyek terpetakan tanpa adanya yang kosong (gap)
  2. Untuk mencapai hasil yang sesuai dengan standar pekerjaan.
  3. Memastikan biaya, waktu, dan personal yang diperlukan. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan Jalur Terbang

Dalam pembuatan jalur terbang perlu diperhatikan beberapa aspek berikut: 

1. Tujuan Pemotretan

Pemotretan foto udara ditujukan untuk berbagai bidang, seperti pemetaan, wisata, hiburan, mitigasi bencana, perencanaan tata letak kota dan lain sebagainya. 

2. Objek yang dipotret

Objek berupa bangunan, kawasan hutan, jalan, sungai, perkotaan, pesisir pantai, dan lain sebagainya. 

3. Wahana yang digunakan

Wahana yang biasa diguanakan adalah Pesawat udara tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Drone. wahana yang digunakan mempengaruhi jarak tempuh, lama waktu tempuh, radius penerbangan, kecepatan wahana, pertimbangan wahana rentan terhadap apa saja.  

4. Lokasi take off dan landing wahana

Lokasi take off dan landing wahana tergantung jenis wahana itu sendiri. Take off dan landing pada pesawat tanpa awak lebih mudah daripada drone. Pada UAV biasanya membutuhkan lokasi yang cukup luas, sedangkan drone lokasi relatif kecil atau dengan tangan saja.  

5. Faktor Penghalang

Dapat berupa keadaan cuaca, tingkat intensitas dan kualitas cahaya matahari, awan, kecepatan angin, vegetasi, topografi, lokasi pemotretan, dan lainnya. 

6. Teknik Pemotretan dan sudut pengambilan kamera terhadap objek

Teknik pemotretan berkaitan dengan arah sumbu kamera dengan posisi objek, yaitu Vertical (tegak), Low Oblique (condong), High Oblique (sangat condong). 

Teknik Pemotretan terhadap object

7. Area of Interest (AOI)

Dalam merencanakan jalur terbang didasarkan pada AOI agar foto yang dihasilkan sesuai dengan bentuk dan luasan lokasi pemotretan yang ditentukan. 

Area of interest
Sumber

http://eprints.itn.ac.id/4623/3/BAB%20II.pdf

http://www.rendelspedia.com/2021/09/06/pentingnya-perencanaan-jalur-terbang-uav-unmanned-aerial-vehicle/