
5 Kesalahan Umum dalam Survei Pemetaan dan Cara Menghindarinya
Survei foto udara dan LiDAR menggunakan drone ataupun pesawat telah menjadi metode populer dalam pemetaan dan analisis spasial. Teknologi tersebut menjadi solusi efektif karena kecanggihannya yang mampu memetakan area luas dan medan sulit dengan waktu yang cepat. Meski demikian, keberhasilan survei tidak hanya ditentukan dari kecanggihan alat yang digunakan, tetapi juga pada peran krusial surveyor. Banyak kegagalan di lapangan terjadi karena kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari sejak awal.
Berikut adalah 5 kesalahan umum dalam survei udara, dan cara menghindarinya.

-
Tidak Melakukan Perencanaan Misi yang Matang
Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak melakukan perencanaan misi secara rinci sebelum penerbangan. Beberapa operator terlalu percaya diri dengan pengaturan otomatis drone tanpa memahami parameter kritikal seperti ketinggian terbang, tingkat overlap foto, kecepatan angin, hingga topografi area yang akan dipetakan. Hal ini dapat menyebabkan area tidak tercakup maksimal, overlap gambar yang tidak cukup untuk keperluan pemrosesan fotogrametri, hingga risiko baterai habis di tengah penerbangan.
Untuk mengatasinya, gunakan software yang terpercaya untuk membuat misi terbang. Perhatikan parameter penting, seperti tinggi terbang, GSD yang diinginkan, pola jalur terbang, tingkat overlap, hingga estimasi durasi dan kapasitas baterai. Sebaiknya lakukan simulasi misi di software terlebih dahulu untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum ke lapangan.
-
Mengabaikan Kalibrasi dan Pre-flight Check
Peralatan survei seperti drone, GNSS, TS perlu dalam kondisi optimal agar menghasilkan data yang presisi. Namun, sering kali operator mengabaikan proses kalibrasi. Tanpa kalibrasi, sistem navigasi drone dapat mengalami error. Kamera yang tidak dikalibrasi dengan baik juga bisa menghasilkan gambar buram, miring, atau tidak fokus. Hal ini menurunkan kualitas data dan menyulitkan proses pengolahan.
Solusinya, sebelum dilakukan penerbangan perlu dilakukan preflight check dan pastikan semua poin terpenuhi, seperti kondisi baterai, kondisi fisik drone, software kontrol, hingga titik kontrol (GCP) sehingga operasional di lapangan bisa berjalan aman dan efisien.

-
Tidak Memperhatikan Kondisi Cuaca dan Pencahayaan
Cuaca adalah faktor eksternal yang sangat memengaruhi hasil survei. Pada cuaca yang buruk, drone berisiko terjatuh dan juga dapat merusak sensor. Selain itu gambar yang didapatkan tidak akurat karena kurangnya pencahayaan atau blur. Sementara pencahayaan terlalu terang seperti di tengah hari, dapat menyebabkan gambar tidak dapat diidentifikasi karena terlalu memantulkan cahaya. Contohnya, adalah atap bangunan atau objek yang memiliki permukaan mengkilap.
Oleh karena itu, perlu memperhatikan kondisi cuaca, pencahayaan, dan angin supaya hasil survei maksimal. Hindari survei pada saat hujan, kabut, atau awan rendah. Kemudian, lebih baik terbang di pagi atau sore hari ketika cahaya tidak terlalu terang dan kondisi panas.

-
Mengabaikan Data Pendukung seperti GCP
Akurasi tidak hanya bergantung pada drone, tetapi juga referensi yang digunakan. Tanpa GCP, hasil model dapat meleset dari posisi sebenarnya. Hal ini sangat merugikan jika data digunakan untuk desain engineering, perencanaan tata ruang, atau estimasi volume.
Dalam survei, perlu disertakan GCP di lapangan yang diukur menggunakan GNSS RTK atau metode PPK. Pastikan titik GCP mudah dikenali dan tersebar merata di area survei. Selain itu, GCP harus terikat pada sistem koordinat yang sesuai.
-
Manajemen Data Tidak Terstandar
Setelah misi selesai, banyak operator tidak memperhatikan pengorganisasian data. File yang tidak diberi nama sesuai urutan, folder yang tidak terstruktur, dan tidak ada backup sering jadi masalah besar saat proses pengolahan data. Akibatnya, waktu pemrosesan jadi lebih lama bahkan berisiko kehilangan file.
Standar manajemen data perlu diterapkan sejak awal. Caranya dengan membuat struktur folder terorganisir, menggunakan sistem penamaan file konsisten, serta sistem backup data yang aman.
Survei udara bukan sekadar menerbangkan drone atau mengumpulkan data, tetapi menuntut ketelitian dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengelolaan data. Di Geo Survey Persada (GSPI), kami secara konsisten memperhatikan lima aspek krusial tersebut dalam setiap proyek yang kami tangani. Setiap misi diawali dengan perencanaan detail, kalibrasi dan alat secara lengkap, pemantauan cuaca, penggunaan data referensi seperti GCP, hingga pengelolaan data yang sistematis. Pendekatan ini memastikan proses survei berjalan efisien, aman, dan akurat.
Dengan pengalaman dan komitmen terhadap standar kualitas tinggi, GSPI siap menjadi mitra andal Anda dalam survei foto udara dan LiDAR untuk berbagai kebutuhan pemetaan mulai dari pertambangan, infrastruktur, kehutanan, hingga tata ruang.