Default Title

Cara Mudah Menghitung Interval Kontur Berdasarkan Skala

Cara Mudah Menghitung Interval Kontur Berdasarkan Skala

Cara Mudah Menghitung Interval Kontur Berdasarkan Skala

Pada sebuah peta, misalkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), kita sering melihat garis kontur, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik dengan elevasi (ketinggian) yang sama. garis kontur memiliki peran penting karena mampu menggambarkan kondisi permukaan tanah dalam bentuk dua dimensi. Melalui garis kontur, kita dapat memahami tinggi rendahnya permukaan, mengenali bukit, lembah, punggungan, atau cekungan, hingga memperkirakan seberapa curam atau landainya suatu lereng.

Dalam praktiknya, garis kontur tidak hanya membantu membaca bentuk medan, tetapi juga memiliki berbagai fungsi strategis. Garis ini digunakan untuk menunjukkan ketinggian relatif maupun absolut suatu titik, membantu analisis medan untuk pembangunan jalan atau saluran irigasi, menghitung kemiringan lereng, memperkirakan volume galian maupun timbunan pada proyek konstruksi, hingga mendukung perencanaan tata ruang dan mitigasi bencana.

Baca juga : Fungsi dan Ciri Garis Kontur Pada Peta

Agar peta tetap informatif namun tidak terlalu rumit, garis kontur digambarkan dengan interval tertentu. Interval kontur ini menjadi kunci agar perbedaan ketinggian bisa terbaca jelas tanpa membuat peta terlihat penuh atau membingungkan.

Indeks Kontur dan Interval kontur

Indeks Kontur adalah garis kontur yang digambarkan lebih tebal dari garis lainnya, biasanya setiap kelipatan tertentu (misalnya setiap 5 kontur). Jadi, di antara dua garis tebal yang berurutan akan ada 3 sampai 5 garis kontur lainnya. Pada indeks kontur, nilai ketinggiannya dituliskan secara jelas. Hal ini memudahkan pembaca peta untuk cepat mengenali elevasi tanpa harus menghitung satu per satu.

Interval Kontur adalah selisih ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan. Misalnya, jika interval kontur adalah 10 meter, maka jarak vertikal dari satu garis kontur ke garis berikutnya adalah 10 meter. Jadi, jika garis terendahnya 200 m, maka garis kontur selanjutnya 210 m, 220 m, 230 m, 240 m, dan seterusnya. Interval kontur dinyatakan dalam satuan tinggi, seperti meter (m) atau kaki (ft).

Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Interval Kontur

  1. Skala Peta

    Interval kontur yang lebih kecil/rapat umumnya digunakan pada peta skala besar seperti 1:5000 untuk menunjukkan detail yang lebih baik.

  2. Variasi Relief Medan

    Jika daerah cenderung datar, interval kontur sebaiknya kecil agar perbedaan ketinggian tetap terbaca, sedangkan pada daerah pegunungan, interval kontur dapat lebih besar agar tidak terlalu penuh dengan garis.

  3. Tujuan Pemetaan

    Untuk perencanaan teknis, interval kontur haruslah lebih kecil agar perhitungan seperti kemiringan dan volume lebih akurat.

  4. Standar Pemetaan yang Berlaku

    Beberapa lembaga biasanya sudah menetapkan standar interval kontur sesuai skala, misalnya pada Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1:25.000 biasanya interval konturnya 12,5 m.

Bagaimana Cara Menghitung Interval Kontur?

Interval kontur biasanya ditentukan berdasarkan skala peta dan variasi relief medan. Berdasarkan informasi skala, interval dapat dihitung dengan rumus:

Interval Kontur (CI) = (1/2000) x penyebut skala

Contoh, misalkan pada skala peta 1:100.000, maka interval konturnya:

CI = (1/2000)x100.000 = 50 meter

Interval kontur dapat juga dihitung dari perbedaan ketinggian dan jumlah garis konturnya.

Kontur Interval = (Selisih Dua Garis Kontur Berindeks/Banyaknya Garis Kontur)

Contoh, jika perbedaan dua garis kontur berindeks adalah 250 meter, dan ada lima garis kontur di antara dua garis berindeks, maka intervalnya adalah:

Kontur Interval = 250/5 = 50 meter

Pemilihan interval kontur yang tepat sangat penting agar peta topografi mudah dibaca sekaligus tetap informatif. Interval kontur dipengaruhi oleh skala peta, bentuk medan, serta tujuan penggunaannya. Pada era modern, perhitungan dan penyajian kontur kini jauh lebih cepat dan akurat berkat teknologi foto udara dan LiDAR.

Sebagai penyedia jasa survei foto udara dan LiDAR, Geo Survey Persada Indonesia (GSPI) selalu memperhatikan detail kontur secara teliti. GSPI memastikan setiap data elevasi yang dihasilkan bukan hanya sekadar garis di peta, tetapi representasi topografi yang akurat untuk mendukung berbagai kebutuhan, mulai dari perencanaan tata ruang, desain infrastruktur, konstruksi, hingga analisis lingkungan.