Default Title

Mengenal Perbedaan ALS, MLS, dan TLS dalam Pemetaan

Mengenal Perbedaan ALS, MLS, dan TLS dalam Pemetaan

Mengenal Perbedaan ALS, MLS, dan TLS dalam Pemetaan

Teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging) kini menjadi andalan di berbagai industri, mulai dari pemetaan wilayah, konstruksi, hingga pemodelan 3D kota. Dengan kemampuan menghasilkan data spasial yang detail dan akurat, LiDAR membantu memahami kondisi permukaan bumi secara presisi.

Berdasarkan cara akuisisi datanya, LiDAR terbagi menjadi tiga sistem utama: ALS (Airborne Laser Scanning), TLS (Terrestrial Laser Scanning), dan MLS (Mobile Laser Scanning). Perbedaan utama antara ketiga pemindaian tersebut adalah pada platform, jangkauan, dan tingkat akurasinya. Mari kita bahas lebih detail!

  1. Airborne Laser Scanner (ALS)

    ALS adalah sistem LiDAR yang dipasang pada pesawat, helikopter, atau drone (UAV). Sensor memancarkan sinar laser ke permukaan bumi dan mengukur waktu pantulannya untuk menghasilkan point cloud 3D dari area yang luas.

    Kelebihan:

      - Mampu memetakan area yang luas dengan cepat.
      - Dapat menembus vegetasi (berguna untuk analisis topografi hutan).
      - Ideal untuk pembuatan DEM/DTM, pemetaan wilayah, dan analisis bencana.

    Keterbatasan:

      - Ketelitian relatif lebih rendah dibanding TLS, namun tetap sesuai toleransi.
  2. Mobile Laser Scanner (MLS)

    MLS menggunakan sensor LiDAR yang dipasang pada kendaraan bergerak, seperti mobil, motor, atau kapal. Sensor ini memindai area sekitar saat kendaraan melaju, menghasilkan data 3D dengan detail tinggi dan jangkauan lebih luas dibanding TLS.

    Kelebihan:

      - Cepat untuk pemetaan koridor jalan atau jalur khusus
      - Cocok untuk pemetaan jalan raya, terowongan, atau rel kereta

    Keterbatasan:

      - Terbatas pada area sekitar kendaraan, tidak bisa untuk area tertutup
      - Cakupan area tidak seluas ALS**
      - Ketelitian lebih rendah TLS, bergantung pada kecepatan kendaraan
  3. Terrestrial Laser Scanner (TLS)

    TLS adalah sistem LiDAR yang dipasang di permukaan tanah, biasanya berupa tripod atau stasiun pemindai 3D. Teknologi ini banyak digunakan untuk pemetaan detail objek atau bangunan.

    Kelebihan:

      - Akurasi tinggi (hingga mm)
      - Cocok untuk asbuilt drawing, monitoring deformasi struktur, pemodelan 3D
      - Dapat menangkap bentuk kompleks dengan detail tinggi

    Keterbatasan:

      - Area jangkauan terbatas, perlu banyak posisi scan
      - Membutuhkan waktu lama untuk area luas

Baik ALS, TLS, maupun MLS, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri sesuai kebutuhan proyek, dari pemetaan wilayah berskala besar hingga survei detail bangunan.

Kini, semua keunggulan teknologi tersebut bisa Anda dapatkan tanpa perlu repot memikirkan proses teknis yang kompleks. Geo Survey Persada Indonesia (GSPI) menyediakan layanan akuisisi data LiDAR dan foto udara untuk berbagai kebutuhan pemetaan: kehutanan, infrastruktur, pertambangan, hingga perencanaan wilayah.

Dengan pendekatan end-to-end, Anda tidak perlu menyiapkan tenaga ahli, peralatan khusus, atau tim pengolah data. Mulai dari pengambilan data di lapangan, pemrosesan point cloud, pembuatan DEM/DTM/Kontur, hingga analisis spasial, semuanya ditangani oleh tim profesional GSPI.

📞 Hubungi Geo Survey Persada Indonesia untuk informasi lebih lanjut tentang layanan LiDAR dan pemetaan udara!

081390787507 (Sales Engineer GSPI)

Flying Higher, Mapping Wider

Chatbot Layanan Survei Udara
Layanan Estimasi & Info
×