Default Title

Mitos atau Fakta tentang LiDAR untuk Pemetaan

Mitos atau Fakta tentang LiDAR untuk Pemetaan

Mitos atau Fakta tentang LiDAR untuk Pemetaan

Teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging) merupakan teknologi yang semakin populer dalam berbagai bidang, mulai dari robotika hingga pemetaan. Di dunia pemetaan, LiDAR didefinisikan sebagai teknologi pemindaian berbasis laser yang digunakan untuk mengukur jarak dan menangkap bentuk muka bumi. Sensor LiDAR memancarkan ribuan hingga jutaan pulsa laser perdetik, kemudian menghitung waktu pantulan untuk menghasilkan point cloud 3 dimensi. LiDAR digunakan untuk survei topografi di berbagai bidang, seperti tambang, kehutanan, konstruksi, hingga pemodelan kota 3D.

Seiring meningkatnya penggunaan LiDAR di berbagai industri, berbagai misinformasi juga ikut berkembang. Berikut adalah “mitos atau fakta” terkait LiDAR yang sering ditemui:

  1. Mitos: LiDAR Tidak Seakurat Total Station

    Faktanya LiDAR mampu mencapai akurasi hingga level centimeter, terutama jika dikombinasikan dengan Ground Control Point (GCP) dan diolah menggunakan workflow yang benar. Total Station memang unggul untuk pengukuran titik tunggal dengan ketelitian tinggi, tetapi LiDAR memiliki kelebihan besar dalam memetakan area luas dengan cepat dan seragam. Dengan jutaan titik yang direkam per detik, LiDAR memberikan detail yang jauh lebih lengkap dibandingkan pengukuran manual. Hasil akhir dapat sangat presisi, efisien, dan konsisten selama prosedur akuisisi serta kalibrasinya dijalankan secara tepat.

  2. Mitos: LiDAR Memerlukan Biaya Mahal

    Anggapan bahwa LiDAR selalu mahal tidak sepenuhnya benar, karena biaya operasional teknologi ini kini semakin terjangkau seiring munculnya sensor ringan berbasis drone dan software pengolahan yang lebih efisien. Dulu, LiDAR memerlukan alat besar dan biaya mobilisasi tinggi, namun sekarang perangkat compact mampu menghasilkan kualitas data yang sama bahkan lebih baik. Meskipun investasi awalnya mungkin terlihat besar, LiDAR justru dapat mengefisienkan anggaran melalui percepatan waktu survei, pengurangan tenaga kerja, dan minimnya revisi akibat kesalahan lapangan. Jika dihitung secara keseluruhan, LiDAR dapat menjadi solusi yang lebih ekonomis untuk jangka panjang.

  3. Mitos: LiDAR untuk Proyek Besar Saja

    Tak hanya proyek besar, LiDAR juga sangat efektif untuk pekerjaan kecil seperti inspeksi bangunan, monitoring progres konstruksi, pemetaan area kecil, port tambang, hingga survei lahan untuk perencanaan tapak. Keunggulan LiDAR terletak pada kecepatannya mengumpulkan data detail dalam waktu singkat, sehingga proyek kecil pun dapat dihemat dari sisi waktu sekaligus biaya. Dengan workflow yang efisien dan sensor yang lebih ringkas, LiDAR menjadi alat serbaguna untuk berbagai skala pekerjaan.

  4. Mitos: LiDAR hanya untuk Topografi

    Saat ini, LiDAR digunakan untuk berbagai aplikasi lintas industri, seperti pemodelan 3D untuk Scan to BIM, analisis vegetasi dan pemantauan kanopi hutan, inspeksi struktur dan utilitas, pemodelan kota 3D, hingga riset arkeologi yang membutuhkan pemindaian di bawah vegetasi. Fleksibilitas LiDAR dalam menghasilkan data 3D yang detail membuatnya menjadi salah satu teknologi penting dalam perencanaan dan manajemen aset modern. Dengan kombinasi terrestrial scanner, LiDAR dapat menyesuaikan kebutuhan hampir semua jenis pemetaan.

  5. Mitos: Pengolahan Data LiDAR Sulit

    Banyak yang menganggap data LiDAR sulit diolah karena jumlah titiknya besar dan prosesnya teknis, namun kenyataannya workflow yang baik membuat pemrosesan jauh lebih mudah. Tahapan seperti registrasi, filtering, klasifikasi, hingga modeling kini dapat dibantu software otomatis yang mempercepat proses tanpa mengorbankan kualitas. Dengan SOP yang jelas dan perangkat komputasi yang memadai, pengolahan LiDAR dapat dilakukan lebih cepat dibanding metode tradisional. Tantangan yang ada lebih pada kedisiplinan mengikuti prosedur, bukan karena teknologi itu sendiri rumit. Dengan pelatihan yang tepat, tim dapat mengelola data LiDAR dengan efisien dan akurat.

Geo Survey Persada Indonesia: Solusi Survei LiDAR dan Foto Udara Terpercaya

Geo Survey Persada Indonesia (GSPI) adalah perusahaan pemetaan yang menyediakan layanan survei LiDAR dan foto udara untuk berbagai kebutuhan. Selama lebih dari tujuh tahun, GSPI telah berpengalaman menangani beragam proyek, mulai dari perencanaan infrastruktur, pertambangan, analisis sistem drainase, kehutanan, mitigasi banjir, hingga pengembangan kawasan.

Dengan dukungan tim berpengalaman dan peralatan berteknologi terbaru, GSPI memastikan setiap tahapan berlangsung optimal, mulai dari persiapan, akuisisi data, pemrosesan, hingga penyajian output akhir. Hasil dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik klien, sehingga Anda dapat langsung fokus pada analisis dan pengambilan keputusan.GSPI berkomitmen menghadirkan data yang presisi, efisien, serta layanan profesional yang mengutamakan kepuasan klien.

Hubungi Geo Survey Persada untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan LiDAR dan pemetaan udara!

📞 081390787507 (Sales Engineer GSPI)

Chatbot Layanan Survei Udara
Layanan Estimasi & Info
×