Default Title

Peran Waktu dalam Film “Sore : Istri dari Masa Depan”

Peran Waktu dalam Film “Sore : Istri dari Masa Depan”

Peran Waktu dalam Film “Sore : Istri dari Masa Depan”

Arktik dan Zona Waktu Bumi jadi perbincangan menarik setelah tayangnya film “Sore : Istri dari Masa Depan” pada Juli 2025. Disutradarai oleh Yandy Laurens, film ini mengisahkan tentang Sore (Sheila Dara), seorang wanita dari masa depan yang datang ke masa lalu untuk memperbaiki hidup suaminya, Jonathan (Dion Wiyoko). Salah satu adegan emosional yang kuat adalah ketika Sore melakukan napak tilas ke Arktik, sebuah simbol penelusuran waktu, kenangan, dan memori yang membekas.

Waktu Jadi Entitang Penting

Banyak yang berpendapat bahwa kemunculan aurora di Arktik menjadi titik awal bagaimana Sore bisa menjelajahi masa lalu Jonathan. Aurora merah yang muncul bukanlah fenomena biasa, ia merupakan kejadian anomali yang hanya terjadi saat badai matahari mencapai tingkat ekstrem. Dalam beberapa budaya, aurora merah dipercaya sebagai pertanda perubahan besar.

Image 1

Dalam perjalanannya, Jonathan pernah menuliskan tentang Arktik,

Satu-satunya belahan bumi yang tidak memiliki zona waktu. Dalam senyap, beku bumi mengajak mereka yang datang untuk seolah bisa menghentikan waktu.

Terbukanya dimensi ruang dan waktu pada film ini semakin diperkuat dengan lokasinya yang berada di Arktik. Arktik adalah wilayah yang sebagian besar terdiri dari lautan beku dan dikenal sebagai salah satu tempat terdingin di dunia. Namun, yang menarik secara geospasial, Arktik hampir tidak memiliki zona waktu tetap.

Mengapa Arktik Tidak Memiliki Zona Waktu Resmi?

Zona waktu di Bumi didasarkan pada garis bujur, dengan setiap zona mencakup sekitar 15 derajat. Namun, Kutub Utara dan Kutub Selatan adalah titik pertemuan dari semua garis bujur, sehingga secara teori, semua zona waktu dunia bertemu di sana. Hal ini menjadikan Arktik, khususnya wilayah di sekitar Kutub Utara, tidak terikat pada satu zona waktu pun secara permanen.

Di wilayah Kutub Utara, tidak ada pemerintahan permanen atau kota besar, sehingga tidak ada kebutuhan administratif untuk zona waktu standar. Lantas bagaimana dengan penelitian atau ekspedisi? Biasanya orang yang datang ke kutub akan menggunakan zona waktu asal negara masing - masing, zona waktu negara terdekat, atau zona waktu UTC (Coordinated Universal Time). Sedangkan kapal yang berlayar di sekitar Arktik kerap menggunakan waktu kapal (ship time), sesuai keputusan kapten atau rute pelayaran.

Selain itu, Arktik mengalami fenomena ekstrem, seperti midnight sun yaitu ketika matahari bersinar terus menerus selama 24 jam saat musim panas selama berbulan - bulan, ataupun polar night yaitu ketika matahari tidak terbit selama 24 jam sehingga kegelapan mendominasi wilayah tersebut. Waktu siang dan malam jadi tidak berlaku normal di Arktik, sehingga penetapan waktu berdasarkan matahari jadi tidak sesuai dan kutub jadi tidak punya waktu lokal.

Di masa lalu, Jonathan pernah pergi ke Arktik dan melihat aurora hijau. Sedangkan di masa depan, Sore yang berduka dan kehilangan pergi mengunjungi tempat - tempat yang dulu dikunjungi Jonathan, termasuk Arktik - menatap aurora merah. Di Arktik, dimana waktu tidak berlaku dan kuatnya rasa rindu Sore ke Jonathan, akhirnya menjadikan Sore dapat pergi ke kehidupan Jonathan di masa lalu.

Peran Waktu dalam Geospasial

Image 2

Dalam geospasial, waktu juga berperan sangat penting. Terdapat istilah “spatio-temporal data”, yaitu data yang tidak hanya merekam lokasi, tapi juga waktu terjadinya, serta relevan untuk analisis. Data ini sangat krusial dalam berbagai bidang seperti pemetaan, perencanaan kota, pemantauan lingkungan, hingga mitigasi bencana, karena dapat menunjukkan pola perubahan dan pergerakan dari waktu ke waktu.

Sebagai konsultan pemetaan profesional, Geo Survei Persada Indonesia (GSPI) hadir untuk menjawab kebutuhan akan data spasio-temporal tersebut. Melalui teknologi drone pemetaan, LiDAR, fotogrametri, citra satelit, serta pengolahan SIG, GSPI mampu memetakan perubahan dari waktu ke waktu secara detail dan akurat. Data yang dihasilkan tidak hanya menggambarkan kondisi saat ini, tetapi juga merekam jejak historis yang sangat bermanfaat untuk:

  1. Analisis perencanaan tata ruang dan pembangunan berkelanjutan
  2. Analisis perubahan tutupan lahan
  3. Pemantauan perubahan lingkungan
  4. Dokumentasi progres konstruksi
  5. Analisis pasca bencana

Dalam dunia geospasial, waktu adalah dimensi penting yang memberi makna lebih dalam pada data spasial. Dengan mengetahui apa yang terjadi sebelumnya, kita tidak hanya bisa melihat perubahan, tapi juga memahami pola, memprediksi tren, dan mengambil keputusan yang lebih bijak untuk masa depan.