
Cara Menggambar Garis Kontur Secara Manual
Garis kontur adalah garis pada peta topografi yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Garis ini sangat penting karena membantu kita memahami bentuk permukaan bumi, apakah berupa bukit, lembah, atau dataran. Di era modern, kontur biasanya dibuat dengan software menggunakan data survei drone atau LiDAR. Namun, mempelajari cara menggambar garis kontur secara manual tetap penting. Selain melatih pemahaman dasar topografi, metode manual juga bermanfaat saat kondisi lapangan terbatas dan teknologi digital tidak bisa digunakan.
Metode penggambaran garis kontur secara manual yang sering digunakan adalah metode interpolasi. Metode interpolasi linear menentukan ketinggian suatu titik dengan membuat garis penghubung (interpolasi) antara dua titik yang sudah diketahui ketinggiannya, lalu menghitung posisi titik dengan ketinggian yang diinginkan di antara keduanya.
Langkah - Langkah Interpolasi Garis Kontur

Penggambaran secara manual dilakukan dengan tangan menggunakan alat bantu pensil, penghapus, penggaris, jangka, busur derajat, meja gambar, dan alat tulis lainnya. Data penting yang dimanfaatkan untuk membuat garis kontur adalah data elevasi/ketinggian titik detail yang diperoleh dari survei lapangan. Untuk menggambar garis kontur, siapkan alat tulis dan ikuti langkah berikut:
-
Identifikasi titik - titik ketinggian pada peta dasar dan tentukan interval kontur sesuai skala peta. Interval kontur dapat dihitung dengan rumus “Interval Kontur (CI) = (1/2000) x penyebut skala”.
-
Gambarlah garis lurus mulai dari elevasi tertinggi hingga elevasi titik tetangga yang berdekatan. Jangan buat garis pada aliran/sungai.
-
Hasil menghubungkan titik - titik yang berdekatan adalah sebuah TIN (Triangulated Irregular Network).
-
Tentukan dan tandai posisi titik kontur sesuai interval yang ditentukan Contoh: jika interval konturnya adalah 100, maka pada garis yang menghubungkan titik dengan ketinggian 2480 dan 2360 akan ada 1 garis kontur yang melewatinya, yaitu garis kontur dengan elevasi 2400. Untuk menentukan posisinya, dapat dihitung dengan rumus:
- Titik Kontur = ((interval kontur - titik rendah)/(titik tinggi - titik rendah)) x jarak pada peta
- Titik Kontur = ((2400 - 2360)/(2480 - 2360)) x 6 cm
- Titik Kontur = (400/1200) x 6 cm
- Titik Kontur = 2 cm
Artinya, jika jarak pada peta antara dua titik adalah 6 cm, maka posisi garis kontur yang lewat di antara keduanya (2400 m) adalah 2 cm dari titik rendah (2360 m) ditarik ke arah titik tinggi (2480).
-
Jika titik - titik kontur sudah tergambar di seluruh garis, maka langkah terakhir adalah menghubungkan titik yang dicari sesuai dengan ketinggian yang sama.
-
Garis kontur yang tergambar semua dapat membantu kita mengidentifikasi objek pada peta. Jangan lupa tambahkan label elevasi pada setiap garis kontur agar lebih mudah dalam mengidentifikasi.
Menggambar garis kontur secara manual memang membutuhkan ketelitian, tetapi cara ini sangat efektif untuk memahami dasar-dasar topografi. Saat ini, proses pembuatan garis kontur tidak lagi harus dilakukan secara manual yang memakan waktu lama. Dengan kemajuan teknologi, kontur bisa dihasilkan jauh lebih cepat dan akurat menggunakan foto udara maupun survei LiDAR. Metode ini memungkinkan kita menangkap data elevasi secara detail dalam waktu singkat, bahkan di area yang sulit dijangkau. Hasilnya, perencanaan konstruksi, pemetaan wilayah, hingga analisis lingkungan dapat dilakukan lebih efisien dan minim kesalahan.
Untuk mendukung kebutuhan tersebut, Geo Survey Persada (GSPI) hadir sebagai mitra profesional yang menyediakan layanan pemetaan berbasis drone LiDAR. Dengan teknologi canggih dan tim berpengalaman, GSPI mampu menghadirkan data yang efisien, akurat, serta sesuai dengan kebutuhan proyek. Jadi, tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meningkatkan akurasi dan kualitas hasil pemetaan.